JAKARTA – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat kembali menggelar lomba puisi multimedia secara nasional, baik untuk kalangan wartawan maupun masyarakat umum di Indonesia.
“Kita berharap seluruh pecinta puisi di Indonesia bisa ikut. Baik dari kalangan wartawan maupun masyarakat pecinta seni,” kata Ketua PWI Pusat, Hendry Ch Bangun, di Jakarta, Jumat (1/12).
Dijelaskan, puisi multimedia atau puisi audiovisual ini banyak mendapat kepedulian dari masyarakat. Tahun lalu, pesertanya mencapai ratusan orang dan kelompok. Karena itu, tahun ini digelar kembali mengingat banyaknya permintaan masyarakat.
Hendry menyebutkan sudah sejak dulu, puisi selain seni, sudah menjadi bahasa universal dan peradaban. Melalui puisi ,orang bisa menyuarakan keinginannya dan menyampaikan isi hatinya yang paling dalam. Jika puisi ini dibuat secara audiovisual, jelas akan menambah nilainya dan pemahamannya.
“Puisi adalah bahasa peradaban dan wartawan adalah saksi peradaban. Maka PWI mengajak rakyat Indonesia untuk bangkit melalui puisi. Kita berharap keterpurukan di bidang ekonomi, sosial, politik, budaya, kemanusiaan dan lainnya, bisa bersemi kembali melalui ekspresi puisi,” tegas Hendry.
Untuk itu, PWI Pusat mengadakan sayembara dengan konsep multimedia atau audiovisual. Konsep ini selaras dengan semangat era digital yang kini tengah menjadi “trend”. Sayembara terbuka secara luas untuk masyarakat dan wartawan se-Indonesia.
Ketua Komisi Anugerah PWI, H Dheni Kurnia, menambahkan sayembara ini boleh secara perorangan maupun berkelompok (maksimal tiga orang). Disebutkan, sayembara tidak memungut biaya pendaftaran. Caranya, peserta membacakan dan memproduksi puisi dengan konsep audiovisual atau video.
Nantinya, PWI akan mengundang penyair Indonesia sebagai dewan juri. Beberapa persyaratan yang harus dilalui peserta meliputi:
- Menggunakan medium pendukung artistik-estetik seperti musik, tari, seni rupa, dan lainnya. Jika pendukung (latar belakang) puisi menggunakan ciptaan orang lain, harus menyebutkan sumbernya.
- Boleh memiliki berbagai gambar, video atau film. Puisi bisa karya sendiri atau karya orang lain. Direkam dalam durasi maksimal lima menit.
- Puisi memilih tema; “Indonesia Bangkit, Bersemi di Tengah Keterpurukan.” Mengajak rakyat Indonesia bangkit di tengah keterpurukan ekonomi, politik, sosial, hukum, budaya, dan kemanusiaan.
- File video puisi multimedia dikirim menggunakan format MP4, dengan resolusi rekaman minimal 15 Mb, full HD.
- Batas waktu pengiriman video hasil karya hingga 25 Desember 2023, pukul 23.59 WIB. Di sudut kanan atas video, dibuat Logo HPN 2024. Hasil karya dikirimkan ke [email protected] atau [email protected].
(pwipusat)