MEDAN – Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Hendry Ch Bangun, mengaku salut dengan gelaran Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) di Medan yang dibuka pada Senin (23/9).

Hendry mengatakan baru kali ini pembukaan SJI menampilkan kepala daerah sebagai keynote speaker atau pemateri kuliah perdana. Selain memberi sambutan, Pj Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Agus Fatoni menjadi pemateri kuliah perdana kepada peserta.

Dalam sambutannya, Ketum PWI Pusat menyampaikan SJI di Sumut yang berlangsung hingga Jumat (27/9) merupakan penyelenggaraan kelima tahun ini. Ditambahkan, kegiatan pembelajaran SJI sifatnya menyeluruh dan telah melahirkan 1000 alumni.

“Selain itu, kurikulum materi kuliahnya pun hasil studi banding di University of Missouri di Amerika Serikat. Artinya, SJI ini memang kegiatan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, wawasan sampai praktik kerja wartawan,” papar Hendry.

Hendry menjelaskan bahwa wartawan tidak bekerja dalam ruang hampa dan memiliki tanggung jawab untuk menyajikan informasi yang akurat serta berimbang. Disebutkan, setiap berita harus didukung oleh informasi yang memadai dan menghindari opini sepihak.

“Wartawan harus memastikan kebenaran dan berhati-hati dalam menggambarkan individu atau situasi tanpa membuat tuduhan tanpa dasar. Hendry juga menyampaikan bahwa opini pribadi dalam berita dapat menimbulkan bahaya, sehingga lebih baik bagi wartawan mendeskripsikan fakta dan membiarkan pembaca yang menyimpulkan,” sebutnya.

Dalam era post-truth, Hendry menyoroti tantangan yang dihadapi wartawan dalam menyaring informasi. Ia menekankan pentingnya sikap kritis serta profesionalisme, terutama ketika informasi sering dimanipulasi oleh algoritma dan mesin. Wartawan perlu memiliki pengetahuan yang luas agar informasi yang disampaikan akurat dan relevan bagi masyarakat.

“Siapa yang menguasai informasi akan memiliki kontrol signifikan dalam masyarakat. Intinya, wartawan yang pintar dan profesional akan berperan besar dalam mengedukasi masyarakat dan menjaga keseimbangan informasi di tengah tantangan era digital ini,” pungkasnya.

Dalam sambutannya, Pj Gubsu Agus Fatoni mendukung kegiatan SJI dan akan mengusulkannya masuk Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Sumut. Fatoni menambahkan peran media di mata pemerintah sangatlah penting.

“Sebaliknya, media pun butuh kerja sama dengan pemerintah karena ingin menjalankan fungsi pers berupa memberi informasi, edukasi, hiburan serta kontrol sosial. Tak ada informasi, maka media pun tak punya berita yang disiarkan,” lanjut Fatoni.

“Kemitraan pers dan pemerintah tentunya berdampak kepada kepercayaan masyarakat. Dengan berita-berita pemerintah yang positif, masyarakat jadi mendukung dan tumbuh rasa percaya terhadap pemerintah. Tentu saja media harus tetap kritis dan kontrol sosial,” sambungnya.

Selain Ketum PWI Pusat yang menyampaikan materi “Wawasan Kebangsaan dalam Jurnalistik”, pemateri lain meliputi Ahmed Kurnia (Integritas), Dr Suprapto (Mencari dan Mengembangkan Berita), dan Dr Dedi Sahputra MA (Filosofi Profesi Wartawan).

Kemudian materi Bahasa Indonesia dalam Jurnalistik disampaikan oleh Khairul Jasmi, ‘Berpikir Kritis dan Kreatif” oleh M Nasir, “Teknik Wawancara” dipaparkan Sugiatmo (Wakabid Pendidikan PWI Sumut) serta “Jurnalisme Data, Visualisasi, dan Integritas” disampaikan Adek Media Roza.

Materi “Fotografi” disampaikan oleh Alex Subhan, “Membangun Jaringan Kerja Wartawan yang Berintegritas” oleh Dr Aqua Dwipayana, “Videografi dan Pemanfaatan AI” dipaparkan Merdi Sofansyah, “Jurnalisme dan Etika Pemanfaatan AI” oleh Damar Junianto, dan “Jurnalisme Multi Tasking” disampaikan Raditiyo Wicaksono. (pwisumut/wol/aa/muaz)